Abstrak
Beberapa mineral ada yang bersifat magnetis, seperti pada
magnetit, pyrotite, dan lain-lain. Oleh
karena hal tersebut kita perlu mengenal sifat kemagnetan pada mineral yang
merupakan penyusun batuan.
Metode magnet adalah salah satu metode geofisika yang
digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat
kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan.
Susceptibilitas magnet
batuan adalah harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada
umumnya erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar
kandungan mineral magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga
susceptibilitasnya.
Sifat magnetik material pembentuk batuan –
batuan dapat dibagi menjadi : Diamagnetik, Paramagnetisme,
Ferromagnetik, Antiferromagnetik,Ferrimagnetik.
Pendahuluan
Seperti kita ketahui di alam ini kita mengenal
3 jenis batuan diantaranya adalah, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf, dimana batuan- batuan itu tersusun dari satu mineral atau beberapa
mineral. Dan pada beberapa mineral ada yang bersifat magnetis, seperti pada
magnetit, pyrotite, dan lain-lain. Oleh
karena hal tersebut kita perlu mengenal sifat kemagnetan pada mineral yang
merupakan penyusun batuan.
Stabil tidaknya
magnetisasi pada suatu batuan sangat tergantung pada jenis mineral dan
ukurannya. Sifat magnetik pada batuan
ini juga berperan dalam metode geomagnetik untuk eksplorasi.
ISI
Sifat
kemagnetan
Metode
magnet
adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi
permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang
diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode ini didasarkan pada
pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya
variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi.
Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam
bentuk distribusi bahan magnetik dibawah permukaan, kemudian dijadikan dasar
bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin teramati. Pengukuran intensitas
medan magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.
Susceptibilitas magnet batuan adalah
harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada umumnya erat
kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan
mineral magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga susceptibilitasnya.
Metoda ini sangat cocok untuk pendugaan struktur geologi bawah permukaan dengan
tidak mengabaikan faktor kontrol adanya kenampakan geologi di permukaan dan
kegiatan gunungapi.
Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
Sifat
magnetik material pembentuk batuan dapat dibagi menjadi :
1.Diamagnetik
Dalam batuan diamagnetik
atom – atom pembentuk batuan mempunyai kulit elektron berpasangan dan mempunyai
spin yang berlawanan dalam tiap pasangan. Jika mendapat medan magnet dari luar
orbit, elektron tersebut akan berpresesi yang menghasilkan medan magnet lemah
yang melawan medan magnet luar tadi mempunyai Susceptibilitas k negatif dan
kecil dan Susceptibilitas k tidak tergantung dari pada medan magnet luar.
Contoh : bismuth, grafit, gypsum, marmer, kuarsa, garam.
2.Paramagnetisme
Di dalam paramagnetik
terdapat kulit elektron terluar yang belum jenuh yakni ada elektron yang
spinnya tidak berpasangan dan mengarah pada arah spin yang sama. Jika terdapat
medan magnetik luar, spin tersebut berpresesi menghasilkan medan magnet yang
mengarah searah dengan medan tersebut sehingga memperkuatnya. Akan tetapi momen
magnetik yang terbentuk terorientasi acak oleh agitasi termal, oleh karena itu
bahan tersebut dapat dikatakan mempunyai sifat:
Susceptibilitas k positif dan sedikit lebih besar dari satu.
Susceptibilitas k positif dan sedikit lebih besar dari satu.
Susceptibilitas k bergantung pada temperatur.
Contoh : piroksen, olivin, garnet, biotit, amfibolit dll.
Contoh : piroksen, olivin, garnet, biotit, amfibolit dll.
Dalam benda-benda
magnetik, medan yang dihasilkan oleh momen-momen magnetik atomik permanen,
cenderung untuk membantu medan luar, sedangkan untuk dielektrik-dielektrikmedan
dari dipol-dipol selalu cenderung untuk melawan medan luar, apakah dielektrik
mempunyai dipol-dipol yang terinduksi atau diorientasikan.
3.Ferromagnetik.
Terdapat banyak kulit
electron yang hanya diisi oleh suatu electron sehingga mudah terinduksi oleh
medan luar.keadaan ini diperkuat lagi oleh adanya kelompok-kelompok bahan
berspin searah yang membentuk dipole-dipol magnet (domain) mempunyai arah sama,
apalagi jika didalam medan magnet luar.
Ferromagnetik.Mempunyai sifat:
susceptibilitas k positif dan jauh lebih besar
dari satu.
Susceptibilitas k bergantung dari temperature. Contoh
: besi, nikel, kobalt.
4.Antiferromagnetik
Pada bahan
antiferromagnetik domain-domain tadi menghasilkan dipole magnetic yang saling
berlawanan arah sehingga momen magnetic secara keseluruhan sangat kecil.
Bahan antiferromagnetik
yang mengalami cacat kristal akan mengalami medan magnet kecil dan
suseptibilitasnya seperti pada bahan paramagnetic suseptibilitas k seperti
paramagnetic, tetapi harganya naik sampai dengan titik curie kemudian turun
lagi menurut hukum curie-weiss. Contoh : hematite(Fe2O3
)
5.Ferrimagnetik
Pada bahan ferrimagnetik
domain-domain tadi juga saling antiparalel tetapi jumlah dipol pada
masing-masing arah tidak sama sehingga masih mempunyai resultan magnetisasi
cukup besar. Suseptibilitasnya tinggi dan tergantung temperatur.
Contoh : magnetit ( Fe3O4 ), ilmenit ( FeTiO3
), pirhotit ( FeS ).
Kesimpulan
Sifat magnetik
pada mineral alamiah dikaji secara mendalam dalam bidang paleomagnetisme atau
kemagnetan purba. Stabil tidaknya magnetisasi pada suatu batuan sangat
tergantung pada jenis mineral dan ukurannya. Sifat magnetik pada batuan ini juga berperan dalam
metode geomagnetik untuk eksplorasi. Ditinjau dari sifat magnetiknya, mineral
umumnya dikelompokan menjadi diamagnetik, paramagnetik dan feromagnetik
(termasuk ferimagnetik dan antiferomagnetik).
·
Contoh Diamagnetik yaitu: bismuth, grafit, gypsum,
marmer, kuarsa, garam.
·
Contoh mineral paramagnetisme yaitu: piroksen, olivin,
garnet, biotit, amfibolit dll.
·
Contoh mineral feromagnetik yaitu: besi, nikel, kobalt.
·
Contoh mineral Antiferromagnetik, yaitu: hematite
·
Contoh mineral Ferrimagnetik, yaitu: magnetit ( Fe3O4 ),
ilmenit ( FeTiO3 ), pirhotit ( FeS ).
Daftar pustaka
·
http://aapg.undip.ac.id/
·
http://enoserick87.blogspot.com/2010/08/sifat-kemagnetan-batuan.html
·
http://geomagneticmethod.blogspot.com/2010_05_16_archive.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar